Senin, 21 Oktober 2013

Bahasa Indonesia



1.Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar






Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi.Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.


Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.


1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.


2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.


3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.


4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.


5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.


Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.


1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.


2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.


3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.


4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.


5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.


Dari semua ciri bahasa baku tersebut, sebenarnya hanya nomor 2 (kata baku) dan nomor 4 (lafal baku) yang paling sulit dilakukan pada semua ragam. Tata bahasa normatif, ejaan resmi, dan kalimat efektif dapat diterapkan (dengan penyesuaian) mulai dari ragam akrab hingga ragam beku. Penggunaan kata baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan akrab malah akan menyebabkan bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.


Jika saya perhatikan, semakin tidak benar bahasa saya sewaktu menulis atau berbicara, berarti semakin akrab hubungan saya dengan lawan bicara saya.Maaf, Mas Amal, saya belum bisa memenuhi imbauan untuk menggunakan bahasa yang benar di seluruh kicauan saya.Tapi saya usahakan untuk menggunakan bahasa yang baik.






contoh menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar






Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat di artikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.Bahasa yang di ucapkan harus baku.


Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaianya sesuai dengan situasi dan kondisi . Pada kondisi tertentu ,yaitu pada situasi formal pengguanaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pioritas uutama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku .Kendala yang harus di hindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi ,integrasi ,campur kode,alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi.Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.






Misalnya dalam pertanyaan sehari-sehari dengan menggunakan bahasa yang baku,contoh:


· Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang?


· Misalkan ketika dalam dialog antara seorang guru dengan seorang siswa


o Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?


o Rino : sudah saya kerjakan pak.


o Pak guru : Baiklah kalau begitu , segera dikumpulkan.


o Rino : terima kasih Pak


Contoh lain dari pada undang-undang dasar antara lain :


Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.


Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukan bahasa yang sangat baku,dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.






Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar ,misalnya pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan . Akan sangat ganjil bila dalam tawar-menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa Indonesia yang baku seperti ini.


1. Berapakah ibu mau menjual tauge ini?


2. Apakah Nang becak bersedia mengantar saya kepasar Tanah abang dan berapa ongkosnya?


Contoh diatas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar,tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu, untuk situasi seperti diatas,kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.


3. Berapa nih bu,tauge nya?


4. Kepasar tanah abang ,bang.Berapa?


Misalkan perbedaan dari bahasa Indonesia yang benar dengan bahasa gaul.








Bahasa Indonesia                                                                                Bahasa Gaul (informal)



Aku, Saya                                                                                                    Gue



Kamu                                                                                                            Elo



Di masa depan                                                                                          kapan-kapan



Apakah benar?                                                                                      Emangnya bener?



Tidak                                                                                                             Gak



Tidak Peduli                                                                                            Emang gue pikirin!



Dari contoh diatas perbedaan antar bahasa yang baku dan non baku dapat terlihat dari pengucapan dan tata cara penulisannya. Bahasa Indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami, bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat Indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional.Contoh pada :


“kami , putra dan putri Indonesia bahasa persatuan, bahasa Indonesia,demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi pendiri bangsa dan Negara Indonesia .Bunyi alinea ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia . Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-sehari.






Pengertian





Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, 1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.




Contoh


Tahukan Wikimuers bahwa kata cabe itu tidak baku dan yang baku adalah kata cabai? Dan cape itu kata bakunya adalah capai, sebuah kata yang sangat jarang digunakan oleh para penulis warta di Wikimu, dan ini berarti sebuah pekerjaan berat bagi administrator Wikimu untuk mengecek dan membetulkan semua kata-kata yang tidak baku, namun sering digunakan.


Begitu juga kata admin, sebetulnya kata bakunya adalah administrator seperti yang digunakan pada kalimat tersebut di atas. Banyak lagi contoh lainya, seperti riil yang kata bakunya real, analisa yang kata bakunya analisis, budget yang kata bakunya bujet, dan kata tapi yang sering dipergunakan oleh kita kata bakunya adalah tetapi.


Kesalahan tata bahasa yang sering terjadi adalah pemenuhan ketentuan gramatikal dalam penulisan kalimat. Sebagai contoh adalah kalimat: buku yang saya pinjam seharusnya buku yang dipinjam oleh saya.














Contoh





Tahukan Wikimuers bahwa kata cabe itu tidak baku dan yang baku adalah kata cabai? Dan cape itu kata bakunya adalah capai, sebuah kata yang sangat jarang digunakan oleh para penulis warta di Wikimu, dan ini berarti sebuah pekerjaan berat bagi administrator Wikimu untuk mengecek dan membetulkan semua kata-kata yang tidak baku, namun sering digunakan.




Begitu juga kata admin, sebetulnya kata bakunya adalah administrator seperti yang digunakan pada kalimat tersebut di atas. Banyak lagi contoh lainya, seperti riil yang kata bakunya real, analisa yang kata bakunya analisis, budget yang kata bakunya bujet, dan kata tapi yang sering dipergunakan oleh kita kata bakunya adalah tetapi.


Kesalahan tata bahasa yang sering terjadi adalah pemenuhan ketentuan gramatikal dalam penulisan kalimat. Sebagai contoh adalah kalimat: buku yang saya pinjam seharusnya buku yang dipinjam oleh saya.








Contoh





Tahukan Wikimuers bahwa kata cabe itu tidak baku dan yang baku adalah kata cabai? Dan cape itu kata bakunya adalah capai, sebuah kata yang sangat jarang digunakan oleh para penulis warta di Wikimu, dan ini berarti sebuah pekerjaan berat bagi administrator Wikimu untuk mengecek dan membetulkan semua kata-kata yang tidak baku, namun sering digunakan.




Begitu juga kata admin, sebetulnya kata bakunya adalah administrator seperti yang digunakan pada kalimat tersebut di atas. Banyak lagi contoh lainya, seperti riil yang kata bakunya real, analisa yang kata bakunya analisis, budget yang kata bakunya bujet, dan kata tapi yang sering dipergunakan oleh kita kata bakunya adalah tetapi.


Kesalahan tata bahasa yang sering terjadi adalah pemenuhan ketentuan gramatikal dalam penulisan kalimat. Sebagai contoh adalah kalimat: buku yang saya pinjam seharusnya buku yang dipinjam oleh saya.


2. Berikan contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi…!!!


Bahasa yang baik dan benar itu memiliki empat fungi


(1) fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan;


(2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain;


(3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar; dan


(4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa.








2.CONTOH FUNGSI BAHASA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI


Bahasa adalah sebuah alat untuk kita berkomunukasi dengan sesama , dari kita kecil sampai dewasa.


Bahasa bisa di pelajari oleh diri sendiri maupun di ajarkan oleh orang tua yang sudah mengerti tentang bahasa yang baik dan buruk untuk diajarkan kepada anaknya. Bahasa juga merupakan suatu kata yang tak terninilai.


Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.


Fungsi Bahasa


Menurut Felicia (2001:1) dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang


paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.


Begitu dekatnya kita dengan bahasa, terutama Bahasa Indonesia, sehingga tidak


dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari Bahasa Indonesia.



Komunikasi lisan atau non standar yang sangat praktis menyebabkan kita


tidak teliti berbahasa. Kita akan kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa


tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur.



Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan


kebutuhan seseorang, yaitu sebagai alat untuk mengekspresikan diri, alat untuk


berkomunikasi, alat untuk mengadakan integrasi, dan beradaptasi sosial dalam


lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial


(Keraf, 1997 :3).


Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri





Bahasa merupakan sarana atau alat yang digunakan seseorang untuk


mengekspresikan keinginan atau kehendaknya. Suatu hasil pemikiran dan


renungan seseorang akan disampaikan atau ditujukkan ke orang lain dengan


menggunakan bahasa.





Contoh : Seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan


kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tepat, yaitu kepada



ayah dan bundanya.






Sebagai alat adaptasi, maka kita harus menggunakan bahasa yang tepat dalam


beradaptasi dengan lingkungan yang kita hadapi.





Bahasa sebagai Kontrol Sosial


Sebagai kontrol sosial bahasa sangat efektif. Sebagai kontrol sosial bahasa


diterapkan sebagai alat penerangan, informasi, maupun pendidikan.





Bahas Indonesia Yang Baik dan Benar


Bahasa Yang Baik


Penggunaan bahasa yang baik (sesuai aspek komunikatif) adalah sesuai


dengan sasaran kepada siapa bahasa tersebut di sampaikan. Hal ini harus


disesuaikan dengan unsur umur, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan


sudut pandang khalayak sasaran kita.





Bahasa yang Benar


Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yaitu peraturan bahasa



(tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan).






Ciri Bahasa


Ciri-ciri dari bahasa adalah:






a.Sistematik.





b.Arbiter.




c.Vokal.


d.Bermakna.


e.Komunikatif.


f.Adadimasyarakat.


Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus




A. Fungsi bahasa secara umum


- Sebagai alat untuk berkespresi


Contohnya;mampu menggungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan.


Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat memaklimkan keberadaan kita. Misalnya seperti seorang penulis buku, mereka akan menuangkan segala seseuatu yang mereka pikirkan ke dalam sebuah tulisan tanpa memikirkan si pembaca, mereka hanya berfokus pada keinginan mereka sendiri.


Sebenarnya ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:


(1) Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita;


(2) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.


- Sebagai alat komunikasi


Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.


Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.






Sumber: http://zulfikar68.blogspot.com/2013/01/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html


http://dmsprmn.blogspot.com/2012/10/fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar